Rabu, 02 Oktober 2013

PERCEPATAN SELANG WAKTU TANAM PADI SAWAH DENGAN BANTUAN BAKTERI PELUMAT JERAMI

Berkembangnya sistem pertanian modern ditandai dengan perubahan orientasi pasar serta pemanfaatan sumber daya lokal dengan pemberian pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit tanaman yang ramah lingkungan, serta usaha-usaha lain yang mendorong meningkatnya pendapatan petani serta terciptanya nilai tambah produk yang dihasilkan. Seiring dengan perkembangan tersebut, harus ada upaya dan teknologi maju untuk mengiringi dan memfasilitasi usaha petani dalam menciptakan dan menerapkan sistem pertanian modern.
Salah satu pemanfaatan sumber daya lokal yang paling dekat dengan petani padi sawah yaitu pemanfaatan limbah jerami setelah panen untuk digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dengan cara pengomposan langsung di lahan sawah. Limbah jerami yang ada saat ini sebagian besar dimusnahkan petani dengan cara dibakar. Pembakaran jerami ini mengakibatkan berbagai hal seperti terciptanya CO2 (polusi udara), rusaknya tanah (struktur dan tekstur tanah) di lahan yang dibakar, menurunnya tingkat kelembaban tanah, serta matinya organisme tanah yang bermanfaat untuk kesuburan tanah.



Pembakaran jerami yang dilakukan petani biasanya masih menyisakan tunggul padi yang tidak ikut terbakar. Sisa tunggul padi tersebut apabila tidak dilakukan pengomposan dengan segera, maka tunggul padi akan bercampur dengan tanah ketika pengolahan lahan dilakukan. Tunggul padi kemudian terairi dan mengalami proses pembusukan ketika tanaman padi musim selanjutnya ditanam. Proses pembusukan yang terlambat ini biasanya mengganggu pertumbuhan tanaman padi atau bahkan menyebabkan tanaman padi mati.



Pertumbuhan tanaman padi yang terganggu akibat aktivitas pembusukan jerami dan tunggul padi (Lokasi di Kab. Karawang)

Oleh karena itu, pengomposan jerami dan tunggul padi segera setelah panen selesai merupakan upaya nyata yang sangat mudah dilakukan petani untuk mempercepat waktu tanam musim selanjutnya dan tanaman padi yang ditanam tidak terganggu lagi oleh aktivitas pengomposan. Penggunaan bakteri Bio-Digest dapat mempercepat proses pengomposan jerami dan tunggul padi langsung di lahan sehingga petani dapat menyiapkan lahan untuk musim tanam selanjutnya hanya dalam 5 sampai 7 hari setelah panen dilakukan. Penyiapan lahan sawah dalam waktu singkat mendukung juga penerapan teknologi SRI (System of Rice Intensification) dimana tanaman padi siap ditanam dalam waktu 10 hari. Disamping itu, penggunaan Bio-Digest secara terus menerus dapat meningkatkan kesuburan tanah karena bakteri terus bekerja untuk mengurai bahan organik lainnya sehingga lahan sawah akan semakin subur dari musim ke musim.




Contoh jerami yang sudah dikompos oleh bakteri Bio-Digest

2 komentar:

farahin fadzil mengatakan...

Izinkan saya utnuk copy paste beberapa gambar ya

Unknown mengatakan...

Gimana cara pengomposan tunggul padi secara langsung dengan menggunakan bakteri tsb?